Minggu, 13 November 2016

Jurnal Predator

     Pertama kali saya mendengar istilah Jurnal Predator yang terlintas di fikiran saya ini adalah semacam karnivora yang memangsa makluk lainnya. Kemudian setelah menulusur ternyata pemikiran saya tidak terlalu meleset, Ya, Jurnal Predator ini memang semacam pemangsa namun mangsanya adalah para ilmuan putus asa, kenapa saya mengatakan ilmuan putus asa, karena para ilmuan yang menggunakan jasa Jurnal Predator ini adalah ilmuan yang sudah mencoba mengirimkan karya ilmiah mereka ke jurnal-jurnal internasional yang kredibel namun tidak berhasil lolos oleh reviewer sehingga mengambil jalan pintas dengan menggunakan jasa  Jurnal Predator dan membayar lebih mahal agar makalahnya bisa diterbitkan. Kebanyakan ilmuan putus asa tersebut adalah ilmuan dari negara-negara berkembang. Isu jurnal predator (predatory journal), juga merupakan keprihatinan atas fenomena penyalahgunaan inisitatif open access journal (OAJ). Fenomena jurnal predator pertama kali dikemukan oleh Jeffrey Beall seorang pustakawan dari University of Colorado. Jeffrey Beall melakukan penelitian tentang jurnal-jurnal predator yang dikembangkan secara open-access (OA) dan menemukan bahwa hampir 98% jurnal di internet adalah jurnal predator. Berikut adalah adalah daftar dari Jefferey Beall atas jumlah jurnal preadator dari tahun 2011-2015.

         Hasil penelitian Beall juga memperlihatkan bahwa hampir semua jurnal predator yang beroperasi saat ini dikendalikan dari India, Pakistan, serta Negara-negara di Afrika meskipun di situsnya sering tertulis alamat surat Amerika, Kanada atau Eropa untuk mengelabui para calon konsumen. Contoh yang paling jelas adalah makalah hasil copy-paste di bidang pertanian yang mengatasnamakan penyanyi Inul Daratista dan Agnes Monica sebagai penulis makalah disebuah Jurnal Predator yang berpusat di Afrika tahun lalu. Jeffrey Beall sempat membahas ini di blognya, kejadian ini sangat memalukan bagi jurnal tersebut karena jelas bahwa makalah tidak diperiksa oleh reviewer sebelum diterbitkan. Sejatinya sebuah makalah ilmiah untuk bisa diterbitkan di jurnal internasional yang kredibel harus melewati beberapa tahap diantaranya proses peer review dan proses penilaian oleh International BoardUntuk masuk tahap peer review saja seseorang yang ingin makalahnya dipublikasikan harus membayar USD 500-1800. Sebuah penerbit yang juga ada dalam daftar hitam Beall adalah Omics Group yang dipimpin Srinubabu Gedela: memiliki 250 jurnal dan memungut bayaran sampai 2.700 dollar AS per makalah! Gedela mengaku seorang doktor dari sebuah universitas di India dan pakar bioteknologi. Tidak hanya itu saja Jurnal Predator juga mengenakan biaya kepada ilmuan untuk menarik kembali makalahnya.
        Maraknya jurnal ilmiah predator, merupakan akibat tingkat kebutuhan yang tinggi dari pada ilmuwan dan akademisi dari negara-negara berkembang yang membutuhkan publikasi hasil riset mereka di jurnal-jurnal internasional. Di Indonesia sendiri misalnya, akhir Januari 2012 Dirjen Dikti Kemdikbud mewajibkan para kandidat doktor sejak Agustus 2012 mengirimkan karya ilmiah ke jurnal internasional. Tuntutan untuk publikasi ke jurnal nasional terakreditasi ataupun jurnal internasional ini tak jarang juga berkaitan dengan syarat kenaikan pangkat dan sertifikasi dosen serta dana hibah riset yang jumlahnya cukup besar. 
       
DAFTAR PUSTAKA 
Priyanto, Ida Fajar. 2016. Kebutuhan dan Perilaku Informasi. Materi Kuliah Isu-isu Kontemporer Informasi. Yogyakarta
Jeffrey Beall, Scholarly Open Access - Critical analysis of scholarly open-access publishing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar